Author : TNT
Title : Decision that Ends with Regret
Cast :
Jung Hyorim, Choi Siwon
Genre : Sad, straight
This my first time to make a oneshoot story. Hope you’re
like it J
Cerita ini terinspirasi dari beberapa novel serta ff yang
berkeliaran di dunia maya. Maaf ada kesamaan ide atau alur cerita, tapi jujur
ini adalah larya saya yang pertama. Disaat sedang ujian sekolah dan sang suami
/foto diatas :v/ lagi ulang tahun, buru-buru buat ini. Maklum pertama
kali><
Happy reading :D /TYPO EVERYWHERE/
ff ini telah di publish di wp pribadi saya, tantina16hyorim.wordpress.com dan thefantasticseonsaengnim.wordpress.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Until you said to me to leave you….
I’ll go
Hyorim POV
“Oppa…, mianhe.”
Sungguh, melihat tatapan menusuknya padaku aku
sudah tak kuat lagi untuk membalas mata yang biasa menatap lembut padaku. Apa
yang harus aku katakan? Ini tidak sengaja. Ini semua diluar kendaliku dan tanpa
sepengetahuanku.
“Sudah kubilang, jangan menemui Eomma jika tidak dengan izinku atau
bersamaku! Aku tau kita sudah lama berhubungan tapi aku belum siap jika
menginginkan pernikahan! Haruskah aku memberitahumu berulang-ulang?” ucap Siwon
dengan penekanan serta tatapan yang sangat menghunus hatiku. Aku menunduk
sebisa mungkin tidak menatap matanya yang onyx dan coklat itu.
“Naneun
mollande, Oppa.”
“Aku sudah tak bisa lagi bilang padamu
tentang ini jika sudah begini.”
“Aku tidak tau jika Eommonim ada
diapartemen mu, dan…”
“Eommonim? Apa kau yakin kau akan jadi menantunya?!”
DEG!
“Oppa!”
“Sudahlah, kau hanya menyusahkanku saja!”
Apa dia bilang? Menyusahkan? Demi apapun, aku
berharap aku tidak pernah menyusahkannya. Aku hanya berkata jujur karna saat
itu aku benar-benar tidak tahu. Aku hanya bisa menatap punggungnya yang
perlahan meninggalkan ku lalu mengarah ke pintu keluar kafe ini. Mengalihkan
pandangan ke luar jendela. Siwon, meninggalkan ku di sini.
-----
flashback
“Hyorim!
Palli!”
“Mwoya? Haha
aku sedang berjalan kepadamu, Oppa. Tidak sabaran sekali, cih..” aku hanya
tertawa melihat Siwon menyuruhku cepat. Sepertinya ada yang ingin disampaikan.
Oh tidak! Senyum itu semakin menarikku kepadanya, hentikan detak jantung ini!
Baru aku berjarak satu meter darinya –bagiku itu masih kurang dekat- dia
berkata dengan keras..
“JUNG HYORIM!
WOULD YOU BE MINE? COME TO ME IF YOU WANT IT!”
1..
2..
3..
Segera aku
berlari kearahnya dan memeluk dirinya dengan seluruh keinginan ku. Aku menjadi
yeojachingunya! Seorang Choi Siwon yang tampan dan memikat, diinginkan oleh semua
yeoja..
Flashback-end
Aku menelungkupkan wajah ketika ingatan itu
kembali. Itu semua salah satu kepingan ingatan romantis aku dengan Siwon. Aku
tidak pernah bisa lupa dengan semua itu. Lima tahun aku berhubungan dengannya
dan terhitung enam tahun aku mengenalnya. Lebih dari enam puluh bulan aku
–sangat- mengenalnya. Kudongakkan wajahku. Dan aku menyesal. Park Seonsaengnim
melihatku dengan garang!
“Jung Hyorim! Keluar dari kelasku, sekarang!
“Ne seonsaengnim..”
Adakah hari yang lebih sial lagi?
------
“Kamu mau pergi kemana?” tanya Eomma bingung
saat aku keluar dengan T-Shirt putih dilapiskan sweater rajutan warna sapphire ,
dan celana jins. Cuaca belum terlalu dingin, ku putuskan untuk tidak memakai
syal.
“Ke luar, Eomma.”
“Oh yasudah, hati-hati adeul.”
“Ne, Eomma. Na halke.”
Setelah keluar, aku menghembuskan nafas pelan dan
berjalan di sepinggir jalan. Aku butuh udara segar, merasa hati ini butuh
pelepasan dari segala penat. Tugas, dirumah, kuliah, dan…. dia. Ya, dia.
Siwon
Sudah dua hari dia tidak memberiku kabar,
mungkin dia sedang sibuk. Aku mengerti. Melihat sekeliling, aku melangkahkan
kaki ke salah satu kafe tempat aku dan Siwon minum. Serta, waktu dia memarahiku
karna menemui Eommanya. Aku langkahkan kaki dan bersiap memasuki kafe itu dan tiba-tiba
seseorang menyapaku namun aku tidak mengharapkannya. Berharap, tidak bertemu
dengannya.
Siwon Eomma
“Hyorim-ah? Omo! Untung kita bertemu disini.”
Kata Siwon Eomma yang kaget bertemu ku disini. Hey, aku tidak jadi ke dalam
kafe?
“Eoh, ahjumma.. Apa kabar?” ucapku sambil
melirik kebawah. Kenapa aku tiba-tiba gugup? Kuharap Siwon tidak disekitar
daerah ini.
“Aish sudah berapa kali aku bilang panggil aku
Eommonim. Aku ingin mengajakmu kerumah untuk makan malam. Dan aku dengar Siwon
akan pulang malam, jadi aku berniat menelponmu untuk bertanya apakah kau mau
makan malam dirumah kami?” Tanya Siwon Eomma dengan mata berbinar. Oh. Aku
tidak ingin melihatnya. Jangan tunjukkan itu..
“Mwo? Hm.. ahjum.. maksudku Eommonim,
bolehkah?”
Aish, apa
yang kau ucapkan tadi Hyo. Harusnya kau menolaknya! hatiku berkata.
“Gwaenchana Hyorim-ah. Lagipula, bukankah kau
jarang sekali makan dirumahku? Oh iya! Bahkan kau tak pernah makan di rumah kami, ck..”
Ya! Siwon
tidak ingin aku menemuimu, Eommonim. ucapku kesal dalam hati
“Eottokhae? Baiklah Eommonim, aku akan ikut
denganmu.”
“Oh itu pilihan yang baik sekali, Hyo. Baik,
kita berbelanja sekarang!” ajak Siwon Eomma sambil menarik pergelanganku pergi
mengarah ke toko supermarket.
----
Jadi seperti inilah aktivitas ku setelah
berbelanja dengan Siwon Eomma. Nyonya Choi sibuk kesana-kemari untuk memastikan
masakan yang dia buat sempurna rasanya. Sedangkan aku? Aku didepan coutry dapur
sedang memotong sayuran yang disuruh Nyonya Choi untuk aku lakukan. Aku heran,
kenapa dia memasak banyak? Padahal Siwon akan pulang satu jam lagi bersama Tuan
Choi. Sudahlah, mungkin hanya firasatku saja.
“Hyo, tolong potong sawi ini menjadi beberapa
potongan hanya saja tidak terlalu besar atau kecil. Dan langsung masukan ke panci
selagi mendidih. Ara?” suruh Nyonya Choi
“Ne, Eommonim.”
“Oh kalau sudah, cuci muka di kamar mandi
dekat ujung tangga dan langsung ke meja makan. Aku yang akan membereskan
sisanya.”
“Biar saya saja Eommonim, saya ingin
membantu..” aku berkata demikian karna jujur aku tidak enak, dia yang membereskan
sisanya? Aku bekerja apa?
“Sudah sudah sana, Siwon bentar lagi pulang
dan…”
TING TONG
DEG!
“Ah, dia sudah pulang. Apakau tidak ingin
mencuci muka terlebih dahulu?” tanya Nyonya Choi. Aku bingung. Siwon tidak tau
aku disini karna aku tidak mengabarinya. Bagaimana ini? Eotteokae?
“Tidak usah eommonim, aku.. aku akan langsung
ke meja makan saja. Eommo..”
“Hyorim?”
Astaga!
Siwon disana.
“Apa yang kau lakukan disini?” Siwon berkata
dengan pelan namun tatapan matanya kepadaku membuat aku ingin tenggelam saja.
Tolong! Jangan seperti itu.
“Eomma tadi bertemu Hyorim di kafe tempat
Eomma biasa kesana, dan lihat! Aku bertemu dengannya. Sekalian saja aku
mengajaknya makan malam disini. Lagi pula, aku dan ayahmu ada yang ingin kami
bicarakan pada kalian. Palli! Ganti bajumu, Wonnie.” kata Nyonya Choi dengan
santainya. Ada yang ingin dibicarakan? Apa dia tidak melihat anaknya tidak suka
melihat aku disini? Tolonglah aku, bagaimana aku harus bersikap?
“Yasudah yeobo. Aku akan kekamar untuk
bebersih badan.” Ucap Tuan Choi sepertinya –sedikit- sadar dengan suasana
disini.
“Terserah kalian..” ucap Siwon dingin pergi
menaiki tangga ke kamarnya.
Kenapa kau
bersikap seperti itu? Apa kah aku salah bertemu dengan keluargamu? Aku salah
apa, Won-ah?
“Ayo Hyorim-ah, bantu aku menyiapkan makanan
dimeja. Hyo? Hyorim?”
Aku lupa masih ada Nyonya Choi! “Ne, ne
Eommonim…”
Sungguh! Aku tidak tahan…
----
Author POV
Hanya suara dentingan garpu dan sendok yang
terdengar di ruangan makan keluarga Choi. Siwon mengangkat garpunya dengan
malas. Meskipun sebenarnya perutnya sudah berbunyi, Siwon sudah tak bernafsu
lagi makan setelah mengingat apa yang akan dibicarakan oleh orang tuanya.
Terlebih disini ada sang pacar, Hyorim. Siwon sudah sangat gerah, dia sudah
berkali-kali bicara dengan Hyorim untuk tidak bertemu dengan orang tuanya atau
salah satu dari mereka tanpa ada dirinya. Ia.. ia.. sudahlah. Ia tidak mau
orang tuanya membicarakan sesuatu yang dianggap orang lain adalah puncak
kebahagian dari suatu hubungan menurutnya akan membuat dirinya susah.
Pernikahan
Eomma Siwon, menatap Siwon dan Hyorim terutama
Hyorim yang sewaktu awal makan tadi terlihat lebih canggung dari yang biasanya.
Ia menatap tuan Choi, dan tuan Choi pun mengangguk setuju. Waktunya pembicaraan
sesuatu tentang Siwon dan Hyorim.
“Siwon, Hyorim, kalian akan kami nikahkan.”
Dentingan sendok dan garpu pasangam muda itu
berhenti. Ketika SIwon membanting dua alat makan itu dan sekilas menatap tajam
ke arah Hyorim dan Hyorim masih dengan keterjutannya.
“Menikah? Eomma! Aku dan Hyorim belum
membicarakannya, kenapa Appa dan Eomma buru-buru seperti ini?” tandas Siwon yang
mulai kesal dengan pembicaran ini.
“Mwo? Belum? Siwon-ah kau ingat umurmu sudah
berapa? Lagipula kau juga sudah mempunyai yeojachingu. Aku sudah berbicara pada
Eomma Hyorim tentang pernikahan ini” balas tuan Choi yang sedikit tidak percaya
atas sikap anaknya tersebut.
“Abeonim, anda sudah bicara pada eomma? Eomma
pun bahkan… ti..dak membicarakannya padaku.” Ucap Hyorim yang akhirnya dapat berucap
meskipun sekali-kali menelan saliva.
“Abeonim? Tutup mulutmu itu! Kau belum menjadi
menantunya!” bisik Siwon ditelinga Hyorim dan boom! Melihat Hyorim sekilas kita
tahu seluruh badan gadis itu bergetar karna bisikan Siwon.
Ya Tuhan,
apa yang dia katakan barusan? Kenapa sakit sekali? Ucap Hyorim didalam hati
“Kapan?”
“Dua minggu lagi, Won-ah.” Ucap Nyonya Choi
tenang
Siwon sekali lagi menatap kedua orang tua nya
dan langsung mengarahkan matanya pada Hyorim. Tidak perlu berfikir dua kali, ia
menarik tangan Hyorim dan membawanya ke lantai atas. Ke kamar pribadinya.
“Omo! Mereka akan membicarakannya dikamar?
Yeobo, aku lihat Siwon sepertinya kurang suka dengan rencana kita. Bagaimana
ini?” tanya Nyonya Choi melihat anaknya menarik Hyorim dengan sedikit kasar
“Mereka sudah dewasa, kita lihat saja
keputusan mereka.”
---
“Lihat! Mereka bahkan sudah merencanakannya!
Kau tahu aku kan Hyo-ah, KAU TAHU ITU KAN?!” baru sampai di kamar, Siwon
langsung membanting pintu serta berbicara keras denga Hyorim.
“Mianheyo, Oppa. Aku bahkan.. bahkan tidak
tahu jika mereka merencanakan sampai dua minggu lagi. Aku benar-benar tidak
tahu, Oppa.”
Bisakah kau
berbicara lembut padaku? Aku belum tuli, Won-ah.
“Tapi kau senang dengan semua ini kan? Huh?
Jujur saja! Bagaimanapun semua ini dari dulu kau inginkan. Tapi sama sekali belum
ingin!” balas Siwon masih dengan suara yang keras, sekaligus menyayat hati Hyorim.
“Mwo? LALU KAU INGIN APA HUH?!” balas Hyorim
tidak kalah keras. Perlahan pun, air mata menetes di pipinya.
“Oh. Terserah kau saja! Pergi dari hadapanku.
Palli kka!” perintah Siwon
Hyorim langsung diam. Siwon, sang namjachingu
mengusirnya. Kau mengusirku, Oppa? Kau
bisa setega ini padaku? Tidak ingin memperpanjang masalah, Hyorim bergegas
keluar.
“Ne.. ne, Oppa.”
Jadi, dia
tidak ingin menikah denganku. Kenapa? Apa ada sikapku yang membuat dia seperti
ini? Tolong beri tahu alasanmu, Won-ah. Tak tahukah kau cara bicaramu itu
perlahan menyayat hatiku? Ini sakit, Won-ah.
Perlahan Hyorim pun berbalik dan berjalan
kearah pintu kamar Siwon. Sebelum itu, tangan Hyorim ditarik oleh seseorang.
Ya. Siwon
“Dengar. Aku tidak tahu apa yang kau lakukan
pada orang tua ku hingga memunculkan ide pernikahan yang menggelikan ini,
cih..”
DEG!
“…tapi asal kau tahu, aku akan tetap mengikuti
cara permainan yang konyol ini. Kau sangat mengetahuinya kan Hyorim-ah? Aku
tidak ingin menikah. Bahkan tidak ingin menikah denganmu. Sudah ku bilang
jangan bertemu dengan keluargaku, kau akan merasakan sesuatu yang…Hah! Apa kau
sudah merasakannya?”
DEG!
DEG!
“Sekali lagi, aku tidak akan mau menikah
dengamu! Dengar itu? Pergi kau.” Perkataan Siwon tersebut pelan dengan nada
menusuk. Lagi. Menyayat hati Hyorim hingga dalam, Hyorim tak tahu harus berbuat
apa, bahkan ia tidak menjawab atau merespon jika Siwon ingin mengantarkan
dirinya pulang.
Semua… perkataan Siwon, membuat hatinya
perlahan hancur dan…
Tidak terbentuk lagi…
---
Flashback
Juni 2013
“Oppa, apa
kabar dengan orang tuamu? Mereka baik-baik saja? Ku dengar mereka sehabis
pulang dari Jepang. Ah.. aku ingin sekali kesana. Bolehkah aku bertemu dengan
mereka?” tanya Hyorim dengan antusias. Hubungan Siwon-Hyorim sudah berjalan
tiga tahun. Dan kalian lihat? Hyorim ingin bertemu dengan orang tua Siwon yang
–ternyata- belum pernah berjumpa.
“Mereka
mungkin lelah Hyo. Kapan-kapan saja ne?” balas Siwon –berusaha- supaya Hyorim
mengerti orang tuanya baru sampai dari perjalanan ke Jepang.
Hyorim
berfikir, bukankah orang tua Siwon selalu pulang-pergi ke Jepang. Mengapa mudah
lelah? Batin Hyorim. Tapi biarlah, dia mencoba mengerti
Oktober 2013
“Won-ah..”
“Ya! Panggil
aku oppa, chagi. Jangan panggil namaku seperti itu, kau sudah seperti ibu ku
saja. Itu panggilan masa kecilku..” kesal Siwon tidak suka Hyorim memanggilnya
seperti itu
“Hahahaha..
Ne, algeuseumnida oppa! Oh, orang tua mu apa kabar?”
Seketika
wajah Siwon yang tadi tersenyum lebar, menjadi sedikit masam.
“Baik.”
jawab Siwon singkat.
“Kemarin aku
bertemu dengan Eomma mu di supermarket langgananku, aku ingin memanggilnya tapi
aku takut dia tidak mengenalku. Karna aku dan dia belum pernah bertemu. Jadi..”
“Ya. Kalian
jangan pernah bertemu!”
“Nde?”
“Jangan
menemui orang tuaku.”
“Waeyo oppa?
Apa ada masalah?”
“Ada ,
sedikit.”
“Karena?”
“Sudahlah.
Ayo kita jalan, kau ingin kemana?”
“Hm, ke
sungai Han saja.”
“Baiklah.”
April 2014
“Mworago?”
“Aku
berpapasan dengan Ayahmu di parkiran taman diujung jalan sana. Lalu aku
memanggilnya, aku bilang bahwa namaku Jung Hyorim… dan…”
“Kau sudah
bertemu dengannya?!” tanya Siwon kaget
“ Ya oppa!
Kenapa kau sekaget itu? Aku hanya memperkenalkan namaku itu saja.”
“Kau lancang
Hyo..”
“Mwo?”
“Kau tau?
Aku bilang jangan bertemu dengan orang tuaku! Apa kau dengar itu?”
“Waeyo oppa?
Aku secara tidak sengaja bertemu dengan Ayahmu. Dan itu juga kami tidak sempat
berbicara lama karna aku sedang buru-buru. Jadi…
“Jika kau
buru-buru, kenapa kau peduli memanggil ayahku. Mungkin ayahku tidak tahu
dirimu.”
“Memang dia
tidak tahu diriku, tapi setidaknya kau pernah bercerita tentangku? Makanya aku
memperkenalkan namaku padanya.”
“Tidak
pernah.”
“Apanya yang
tidak pernah?”
“Aku tidak
pernah membicarakanmu.”
DEG!
“Maka aku
bilang jangan pernah bertemu dengan orang tua ku. Aku berulang kali mengucapkan
itu padamu, Hyo! Kau dengar tidak?”
“Keundae
oppa,.. wae..waeyo?” Hyorim tidak percaya dengan perkataan Siwon yang langsung
menusuk ke hatinya. Jadi selama ini dirinya dianggap siapa? Apa?
Siwon tidak
pernah bilang ke orang tuanya!
“Aku lelah
membicarakan ini padamu.”
“Oppa! Siwon
Oppa!”
Siwon pergi
menjauh dari Hyorim. Semua yang dikatakan Siwon membuat Hyorim sakit hati mendengarnya…
Air matanya pun menetes
Flashback end
---
Siwon POV
Tuksedo putih ini membalut tubuhku yang atletis
dengan sempurna. Semua orang berkata memang tubuku atletis, dan jika aku
membukanya hingga bertelanjang dada, semua yeoja yang melihat akan menjerit
histersis. Sebagus itukah tubuhku? Lupakan.
Aku melihat pantulan kaca toko ini
merefleksikan seluruh tubuhku. Bahkan wajah dinginku tak luput dari pantulan
kaca itu. Aku mendengus muak. Hari ini adalah hari dimana aku terus didesak
eomma untuk meluangkan waktu sejenak. Untuk apa? Cih, memilih baju pengantin
untuk pernikahanku yang tinggal menghitung hari.
Tirai dibelakangku terbuka dan menampilkan
seorang gadis dalam balutan gaun pengantin yang putih bersih. Gaun dengan
bagian bahu terbuka dan border mawar di dada gaunnya. Rambut sang gadis di tata
sederhana serta digelung keatas dengan jepit indah sederhana yang tertancap di
belahan rambutnya. Biasanya ia memang sudah cantik, tapi entah mengapa. Aku
tidak tahu, yang aku lihat ia tampak mempesona dengan gaun pengantinnya.
Sebelum mulut ku ini mengucapkan kata ‘cantik’
untuknya. Namun pegawai toko ini telah menyerukan pendapatku secara lebih cepat.
Membuatku menutup mulut ini rapat-rapat.
Hyorim sangat cantik.
Entah ini hanya sekedar perasaanku atau tidak,
Hyorim melihatku sekilas dan apa yang kulihat? Apa mata ku tidak salah? Ia
tampak lebih lelah dari biasanya. Matanya yang biasa memancarkan kebahagian
seolah-olah dunia ini miliknya dan bisa selalu senang, tampak begitu murung
cenderung sayu. Sepertinya, bolehkah aku menebak? Gadis itu seperti lelah
semalaman menangis.
Tunggu, menangis?
Tapi seandainya pun benar, aku tak mau peduli.
Sudah habis kesabaranku untuk berbicara dengannya. Jika tidak karna
pertemuannya dengan Eomma, pernikahan ini tidak akan terjadi. Sungguh.
“Lihatlah calon menantuku, sangat cantik. Neo jeongmal yeppuda, Hyorim-ah. Wonnie,
lihatlah calon istrimu? Cantik bukan?” Ck, eomma terus saja berbicara seperti
itu. Aku sudah menyadarinya.
“Ne.”
“Ne? Hanya itu saja? Apa kau… aish sudahlah.
Hyo, mungkin Siwon sedang mempersiapkan kata-kata untuk memuji kecantikanmu.
Kau lihat di kaca itu? Kau benar-benar cantik!”
Aku sekilas melihat Hyorim, dia hanya
tersenyum biasa dan tidak membalas pernyataan Eomma. Tidak senyum mengembang
seperti biasa. Ada apa dengannya?
---
Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur.
Selimut kutarik sampai melewati dada, lalu berusaha tidur meskipun banyak
pikiran yang menggaguku dan berusaha mencegahku untuk tidak terlelap. Apalagi
hujan diluar sana sedang hujan. Memikirkan pernikahan lagi. Aku tetap tidak
bisa menerima keputusan sepihak ini.
Bosan, aku mengedarkan pandangan sekeliling
kamar. Hingga akhirnya, aku melihat nakas disebelah kananku. Ada kalender
disana, mata ku memfokuskan kearah tanggal yang berhiaskan tanda hati itu.
Besok. Aku akan menikah.
Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak
menginginkan pernikahan ini. Tapi aku sangat mencintai Hyorim. Mencintai
seseorang, puncaknya bukan di pernikahan kan? Apa aku salah? Sudah lima tahun
aku berpacaran dengannya. Di pikiran ku tidak pernah terlintas aku akan
menikahi Hyorim. Namun yang ada hanya pikiran,
Bagaimana bisa aku menikahinya?
Jujur, aku mengingat kembali kenangan-kenangan
manis ku bersamanya. Lima tahun bukan waktu sedikit, sehingga aku memahami
semua yang ada pada dirinya. Begitupun dengan aku. Aku hanya ingat permintaan Hyorim
yang sama sekali tidak aku hiraukan. Tentang pernikahan serta orang tuaku. Aku
selalu melarangnya untuk bertemu dengan Appa dan Eomma jika dia tidak
bersamaku. Karena….
Karena apa?
Aku pun tidak tahu alasannya!
Apalah ini saatnya aku menerima pernikahan
ini? Tapi, teringat saat kemarin saat fitting
baju pengantin. Semua tatapan mata Hyorim terhadapku seketika berubah dalam
sekejap. Ani, selama fitting kemarin dia sama sekali tidak
menegurku. Jika aku berpapasan dengan pandangan matanya, ia akan tersenyum
lemah seola-olah dia sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Itu sedikit
–sebenarnya- membuatku terganggu. Dia sama
sekali tidak pernah seperti itu. Jika sudah seperti itu, aku kembalik
membuang muka. Mengingatnya, kepalaku sakit dan sepertinya… hati ini tidak rela
Hyorim seperti itu. Tuhan, apakah aku harus menerimanya?
---
Author POV
Dentingan lonceng di gereja membuat Siwon
berdiri semakin tegap. Suara musik pengiring wanita mengalun seiring dengan
munculnya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Jung Yun Ho
menyerahkan tangan sang putri, Jung Hyorim dalam gamitan tangan hangat Siwon. Hyorim
menunduk, sehingga Siwon lagi-lagi dibuat tidak mengerti dan sulit
memperkirakan apa yang dirasakannya.
Hyorim melirik cincin yang melingkar di jari
manis dan sesekali melirik cincin di jari manis Siwon. Selagi Hyorim melirik,
ia berusaha menetralkan kerja jantunga yang berdegup seperti lari marathon.
Siwon yang sedikit merasakannya mulai tersenyum kecil. Siwon benar-benar tak
bisa tidur semalam, memikirkan apa ia harus menerima pernikahan ini atau tidak.
Keputusan bulat, Siwon menerimanya.
Kali ini, Hyorim mengangkat kepalanya. Matanya
terlihat hampa. Siwon yang melihat tatapam mata itu meneguk ludah dengan gugup.
Di pikrannya berkecamuk macam-macam pertanyaan
Apa yang
sebenarnya terjadi? Apa yang telah aku lakukan?
Siwon merasa ada yang salah dengan ucapan
beberapa waktu lalu tentang setuju atau tidaknya ia dengan pernikahan ini.
Aku telah
menyakitinya! Aku sudah menghancurkan hatinya yang selalu mencintaiku. Bahkan,
keeping-keping hati yang telah hancur itu ku injak lagi sehingga tak terbentuk.
Hyorim hanya menatap kosong kearah pendeta yang
mulai membacakan beberapa peraturan pernikahan.
“Jika ada yang keberatan dengan pernikahan
ini, silahkan angkat tangan.” Pendeta itu berucap selagi melihat keseliling
gereja.
Hyorim langsung menatap Siwon ragu, seolah
menunggu setiap saat tangan kekar Siwon mengangkat dan menunjukkan tidak setuju
dengan pernikahan ini. Siwon mengambil nafas sejenak lalu mengehembuskan
nafasnya perlahan. Ia yakin dengan keputusannya, ia akan menerima pernikahan
ini. Siwon akan berusaha meyakinkan kembali hati Hyorim setelah pernikahan ini
usai.
Siwon mengalihkan padangan ke Hyorim yang
masih mematung. Hyorim pun menoleh ke arah Siwon. Sedetik kemudian, mereka
saling menatap. Dari pancaran mata kedua sejoli ini, ada yang berbeda salah
satu dari mereka.
Hening lama seusai pendeta mengucapkan hal
itu. Seluruh keluarga dan tamu undangan tersenyum lega ketika akhirnya tidak
ada yang keberatan dengan pernikahan ini. Pendeta hampir akan melanjutkan
upacara pemberkatan ketika satu tangan akhirnya mengangkat.
“Aku tidak bisa.”
“Ye?!” pendeta pun tidak dapat menutupi
keterjutannya. Pengantin wanita mengangkat tangannya dan mengatakan tidak bisa!
Siwon yang mendengar itu tidak bisa berkata-kata apa dan masih jelas di
wajahnya ia pun terkejut. Hyorim seketika itu langsung mendekat kearah telinga
Siwon dan membisikkan serangkaian kata-kata. Yang hanya dapat didengar dan
dipahami oleh mereka berdua dan Tuhan.
Setelah itu,
Hyorim menggengam tangan Siwon sekilas lalu mengangkat gaunnya dan pergi
meninggalkan altar. Masih dengan suasana keterkejutan, seisi gereja pun
terdiam. Keluarga Hyorim berusaha menenangkan dengan kata-kata namun diabaikan
begitu saja oleh Hyorim. Akhirnya, keluarga pun membiarkan Hyorim memilih
pilihan yang sangat membingungkan bagi keluarga. Sebelum benar-benar melangkah
pergi, Hyorim berbalik sekilas dan memberikan senyum terbaik sekaligus terakhir
untuk Siwon.
Siwon yang menyadari itupun kini mulai sadar.
Tatapan mata yang lebih menyakitkan dari sebelumnya. Ketika sang gadis di latar
atau beberapa hari yang lalu saat fitting
baju pernikahan.
Siwon sadar.. Apa yang dikatakan dan
dilakukannya akhir-akhir ini sangat menyakitkan bagi Hyorim.
Kemudian Hyorim berbalik, mempercepat
langkahnya melewati pintu gereja yang terbuka. Siwon hanya memandangi itu semua
dengan perasaan campur aduk. Lalu, menatap cincin yang dijari manisnya,
mengingat sang gadis memakaikan untuknya. Gadisnya. Jung Hyorim.
Atau tidak lagi…
“Mianheyo,
aku tidak bisa melakukannya….”
FIN
“aku mencintainya. Aku sangat mencintainya.
Namun, kenyataan ini tidak sejalan dengan kehendak hatiku. Semua kejadian ini
menyumpahiku, menyudutkanku pada sebuah jurang rasa bersalah, menghukumku yang
selalu merutuk tatkala sebuah kepastian datang pada hari itu. Memang, dulu aku
yang berusaha untuk semuanya agar tidak terjadi, menyingkirkan segala
kemungkinan yang ada. Kini? Semuanya terbalik. Aku menyesal…” – Choi Siwon
#HappyMrRichDay
Happy
Birthday to My love-bias-idol. Maybe can be your fans mmm 5 or 6years, but i'll
be your fans until the end.
All Siwonest hope you enjoy about your career, keep your health, and more succes!
Don't forget to love Siwonest back! WE LOVE YOU, MR.RICH <3
All Siwonest hope you enjoy about your career, keep your health, and more succes!
Don't forget to love Siwonest back! WE LOVE YOU, MR.RICH <3